Agung Saputro A12.2009.03780
1.
LATAR BELAKANG MASALAH
Penentuan pemilihan
jurusan untuk siswa / siswi di sekolah menengah atas masih secara manual, sehingga belum memberikan
kontribusi yang lebih baik pada sekolah baik guru maupun siswa / siswi
di sekolah tersebut, untuk itulah
diperlukan suatu sistem baru yang dapat memberikan kemudahan prosedur, tata
kerja, efisien dan efektif.
PERUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu
dibangun suatu sistem yang dapat memudahkan dan menyederhanakan pekerjaan dalam
pengambilan keputusan (Decision making) oleh SMA di kota Semarang dengan mempertimbangkan faktor-faktor pendukung
secara obyektif untuk menentukan jurusan yang tepat untuk siswa-siswi SMA TUJUAN
Untuk mempermudah pengambilan keputusan penentuan jurusan siswa-siswi SMA di kota Semarang, sehingga dapat membantu SMA tersebut umumnya dan khususnya bagi guru, dan siswa di sekolah tersebut dalam menentukan jurusan yang tepat untuk siswa-siswi SMA sesuai
Kriteria
1.
Minat :
Dilihat dari data hasil bimbingan konseling para siswa / siswi.
2.
Psikotes : Dilihat
dari hasil psikotes para siswa / siswi.
3.
Nilai :
Dilihat dari hasil Raport siswa / siswi.
Identifikasi
Proses
Adapun
proses-proses yang ada dalam SPK Penentuan Jurusan SMA sebagai berikut:
1. Menginputkan data siswa
2. Proses mengambil nilai raport dari
Sistem Informasi Akademik yang sudah disediakan sekolah
3. Mengisi soal-soal psikotes.
4. Mengisi form minat jurusan
Identifikasi
Objek
Objek yang
terdapat dalam aplikasi ini hanya satu yaitu Siswa
Dalam
menyelesaikan persoalan dengan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)
ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami antara lain :
1.
Decomposition
Pengertian decomposition adalah memecahkan atau
membagi problema yang utuh menjadi unsur-unsurnya ke bentuk hierarki proses
pengambilan keputusan, dimana setiap unsur atau elemen saling berhubungan.
Untuk mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan dilakukan terhadap unsur-unsur
sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan
beberapa tingkatan dari persoalan yang hendak dipecahkan. Struktur hierarki
keputusan tersebut dapat dikategorikan sebagaiComplete dan Incomplete.
Suatu hierarki keputusan disebut Complete jika semua elemen
pada suatu tingkat berikutnya, sementara hierarki keputusan Incompletekebalikan
dari hierarki yang complete yakni tidak semua unsur pada masing-masing jenjang
mempunyai hubungan.
1.
Penilaian Komparasi (Comparative
Judgement)
Comparative Judgement dilakukan dengan penilaian tentang
kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya
dengan tingkatan diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP karena akan
berpengaruh terhadap urutan prioritas dari elemen-elemennya.
2.
Penentuan Prioritas (Synthesis
of Priority)
Synthesis
of Priority dilakukan dengan menggunakan eigen
vector method untuk mendapatkan bobot relatif bagi unsur-unsur
pengambilan keputusan. Untuk berbagai
persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan
pendapat.
3.
Konsistensi Logis (Logical
Consistency)
Logical
Consistency merupakan karakteristik penting
AHP. Hal ini dicapai dengan mengagregasikan seluruh eigen vector eigen
vector yang diperoleh dari berbagai tingkatan hierarki dan selanjutnya
diperoleh suatu vector composite timbang yang dihasilkan
urutan pengambilan keputusan.